Kamis, 23 Februari 2017

laporan praktikum biologi dasar (penggunaan mikroskop)




LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PENGGUNAAN MIKROSKOP




Oleh
Nama                           : Riska Ayu Febrianti
NIM                            : 160210103070
Program Studi             : Pendidikan Biologi
Kelompok                   : 2





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
       I.            JUDUL
PENGGUNAAN MIKROSKOP
    II.            TUJUAN
2.1  Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya.
2.2  Menentukan luas bidang pandang mikroskop.
2.3  Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop.
 III.            DASAR TEORI
Mikroskop merupakan alat yang sering digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak dapat dilihat jelas oleh mata secara langsung. Perkembangan mikroskop saat ini sudah sampai mikroskop digital yang memudahkan pengamat mikroskop untuk melihat obyek benda cukup dengan mengamati citra hasil dari obyek pada layar monitor. Mikroskop digital banyak sekali manfaatnya seperti, analisis obyek yang diamati, keperluan analisis medik dan biomedik, analisis suatu lapisan tipis, dan Quality Control (QC) (Bawono, dkk, 2014: 139-140).
Mikroskop cahaya menggunakan cahaya tampak untuk menyinari spesimen sel atau spesimen lainnya. Lensa kaca bersudut membengkokkan cahaya dan memusatkannya sebagai gambar spesimen yang diperbesar. Panjang gelombang, jarak antara puncak gelombang yang satu dengan gelombang sebelumnya, membatasi kemampuan mikroskop cahaya. Hal ini dikarenakan struktur yang lebih kecil dari setengah panjang gelombang cahaya terlalu kecil untuk memotong-motong gelombang cahaya bahkan setelah sampel diberi pewarnaan ( Prasaja, 2012: 64).
Jenis mikroskop yang banyak digunakan adalah mikroskop monokuler. Seiring dengan kemajuan IPTEK, jenis mikroskop dan kemampuan memperbesar benda juga semakin maju. Salah satu contohnya adalah mikroskop elektron. Mikroskop elekton memiliki perbesaran paling tinggi mencapai 500.000 kali. Mikroskop ini menggunakan elektron sebangai ganti cahaya pada mikroskop cahaya (Kuswinanti, 2013: 16).
Pada mikroskop, bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler pada penggunaan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum. Panjang tabung mikroskop juga mempengaruhi terangnya bayangan yang dihasilkan mikroskop (Munawaroh, dkk, 2016: 81).
Cara pengamatan menggunakan mikroskop adalah dengan menempatkan benda yang diamati (preparat) di bawah lensa obyektif. Pengamatan benda dapat diamati melalui lensa okuler. Dalam proses pengamatan menggunakan mikroskop, pengguna kesulitan dalam menampilkan obyek yang diamati, pergeseran cahaya yang dilakukan dengan mengandalkan cahaya dari luar sehingga tidak konstan atau stabil (Syaifudin, dkk, 2014: 1023).
Contoh komponen mikroskop seperti, Lensa okuler, biasanya dapat memperbesar gambar bayangan hingga perbesaran sepuluh kali, Revolver, biasanya digunakan untuk mengatur perbesaran bayangan benda, Tabung mikroskop, yang menghubungkan antara lensa obyektif dan lensa okuler, Diafragma, berfungsi mengatur jumlah cahaya untuk melihat bayangan yang terjadi pada benda, Sumber cahaya, didapat dari pemantulan cahaya oleh cermin yang terdapat di mikroskop atau cahaya lampu, Kaki mikroskop, berperan untuk menyangga mikroskop (Postlethwait, dkk, 2006: 1070).
Area ketika kita melihat bayangan didalam mikroskop disebut dengan bidang pandang. Untuk mengukur bidang pandang mikroskop, harus menggunakan satuan micrometer. Dalam satu milimeter terdapat 1000 micrometer. Untuk menentukan diameter terlebih dahulu harus mengetahui perbesaran dari bayangan benda (Hagins, dkk, 2008: xxxvii).
 IV.            METODE PRAKTIKUM
4.1  Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Mikroskop
b.      Gelas obyek dan gelas penutup
c.       Pipet tetes
2.      Bahan
a.       Potongan kertas bertuliskan huruf “d” atau “b”
b.      Air 
4.2  Skema Kerja









Text Box: Pengamatan Potongan Huruf “d” atau “b”





Text Box: Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan menutup perlahan-lahan dengan gelas penutup, lalu mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah.






Text Box: Membandingkan letak bayangan dengan letak obyek yang diamati, (Letak bayangan sama atau terbalik ? Apakah bayangan tersebut merupakan bayangan cermin?) Menggambar bayangan tersebut.






Text Box: Sambil memandang ke dalam okuler, menggeser preparat dari kiri ke kanan (Ke arah mana bayangan  bergeser? Dan kemanakah bayangannya jika preparat digeser ke belakang?).






Text Box: Mengukur Luas Bidang Pandang





Text Box: Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan menutup perlahan-lahan dengan gelas penutup, lalu mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah.





Text Box: Memperhatikan bahwa di bagian samping kiri dan di belakang meja preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu.






Text Box: Mengamati lewat okuler dimana letak huruf “d” atau “b”, kemudian menggeser ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat. Menandai pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada skala.






Text Box: Menggeser ke arah kiri sampai posisi yang sama dicapai oleh bagian kanan






Text Box: Menghitung luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik (diameter bidang pandang) engan rumus : L = πr2
 







































    V.            HASIL PRAKTIKUM
5.1  Pengamatan potongan huruf  “d” atau  “b”
Pengamatan Huruf  “d”
Pengamatan Huruf  “b”



d
b
Penjelasan gambar :
a.       Letak bayangan terbalik
b.      Jika digeser ke kanan, bayangan bergeser ke kiri
c.       Jika digeser ke kiri, bayangan bergeser ke kanan
d.      Jika digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan
e.       Perbesaran bayangan 4 x 10







5.2  Mengukur luas bidang pandang
Huruf  “b”
Huruf  “d”
a.             Pergeseran ke kanan = 111 mm
                ke kiri     = 106 mm
diameter = 111 mm – 106 mm
               = 5 mm
Jari- jari (r) = 2,5 mm
Luas = π r2 
         = 3,14 x (2,5)2
         = 19,625 mm2
b.            Pergeseran ke atas = 30 mm
               ke bawah = 24 mm
diameter = 30 mm – 24 mm
               = 6 mm
Jari-jari (r) = 3 mm
Luas = π r2 
         = 3,14 x (3)2
         = 28,26 mm2

a.             Pergeseran ke kanan = 112 mm
               ke kiri     = 105 mm
diameter = 112 mm – 105 mm
               = 7 mm
Jari- jari (r) = 3,5 mm
Luas = π r2 
         = 3,14 x (3,5)2
         = 38,465 mm2
b.            Pergeseran ke atas = 25 mm
                ke bawah = 30 mm
diameter = 30 mm – 25 mm
               = 5 mm
Jari-jari (r) = 2,5 mm
Luas = π r2 
         = 3,14 x (2,5)2
         = 19,625 mm2


 VI.            PEMBAHASAN
Pengertian Mikroskop
Mikroskop  merupakan  salah  satu  alat  yang  penting  pada  kegiatan  laboratorium  sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek  yang  berukuran  sangat  kecil  (mikroskopis).  Hal ini  membantu  memecahkan  persoalan manusia  tentang  organisme  yang  berukuran  kecil.



Komponen-Komponen Mikroskop beserta Fungsinya

a.       Kaki
Kaki  berfungsi  menopang  dan  memperkokoh  kedudukan  mikroskop.  Pada  kaki melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana (model student).
b.      Lengan
Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau direbahkan.  Lengan  dipergunakan  juga  untuk  memegang mikroskop  pada  saat memindah mikroskop.
c.       Cermin atau Reflektor
Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi untuk  memantulkan  sinar  dan  sumber  sinar.  Cermin  datar  digunakan  bila  sumber sinar cukup terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas dan diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah  tidak  lagi  dipasang  cermin,  karena  sudah  ada  sumber  cahaya  yang  terpasang pada bagian bawah (kaki).
d.      Kondensor
Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar.
e.       Diafragma
Diafragma  berfungsi  mengatur  banyaknya  sinar  yang  masuk  dengan  mengatur bukaan  iris.  Letak  diafragma  melekat  pada  diafragma di  bagian  bawah.  Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
f.       Meja preparat
Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan olehpenjepit. Dibagian tengah meja terdapat  lengan  untuk  dilewat  sinar.  Pada  jenis  mikroskop  tertentu,kedudukan  meja tidak  dapat  dinaik  atau  diturunkan.  Pada  beberapa  mikroskop,  terutama  model terbaru, meja preparat dapat dinaik-turunkan.
g.      Tabung Mikroskop
Di  bagian  atas  tabung  melekat  lensa  okuler,  dengan  perbesaran  tertentu  (15X, 10X,  dan  15  X).  Dibagian  bawah  tabung  terdapat  alat yang  disebut  revolver.  Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif. Tabung mikroskop berfungsi mengatur fokus dan menghubungkan lensa obyektif dengan lensa okuler.
h.      Lensa obyektif
Lensa  objektif  bekerja  dalam  pembentukan  bayangan  pertama. Berada dekat dengan objek yang diamati.  Lensa  ini menentukan struktur dan bagian renik  yang  akan terlihat pada bayangan  akhir. Ciri penting  lensa  obyektif  adalah  memperbesar  bayangan  obyek  dengan  perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan  100X. Bayangan yang terbentuk dari lensa ini nyata, terbalik, diperbesar.
i.        Lensa Okuler
Lensa mikroskop  yang terdapat di bagian ujung atas  tabung, berdekatan dengan mata  pengamat.  Lensa  ini  berfungsi  untuk  memperbesar  bayangan  yang  dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali. Bayangan yang terbentuk dari lensa ini maya, tegak, diperbesar.
j.        Pengatur Kasar dan Halus
Komponen  ini  letaknya  pada  bagian  lengan  dan  berfungsi  untuk  mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk  menaikturunkan tabung sekaligus lensa  onbjektif.  Pada  mikroskop  dengan  tabung  miring,  pengatur  kasar  dan  halus untuk menaikturunkan meja preparat.
k.      Revolver
Berfungsi untuk mengatur perbersaran lensa obyektif dengan cara memutarnya.

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop antara lain :
a.       Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.
b.      Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi mikroskop dengan posisi tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop dengan posisi tabung miring.
c.       Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat di bawah mikroskop.
d.      Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
e.       Bila ada bagian mikroskop yang bekerja kurang baik/hilang segera laporkan kepada laboran.
f.       Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
g.      Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif dengan perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah.


Prinsip Kerja Mikroskop
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan diruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Lensa okuler memiliki peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus).
  
Cara Penggunaan Mikroskop
Berikut adalah cara penggunaan mikroskop untuk mengamati benda (preparat) :
a.       Pastikan  meja  preparat  dalam  keadaan  datar   dan  lensa  objektif  perbesaran  rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.
b.      Melihat  melalui  okuler  dengan  satu  mata  (untuk  mikroskop  monokuler)  dan  dua  mata (untuk mikroskop binokuler). Sesuaikan cermin agar  sinar cukup tersedia atau nyalakan lampu  serta  sesuaikan  jumlah  sinar  yang  diperlukan. Sesuaikan  lubang  diafragma sehingga sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu terang atau redup).
c.       Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar searah jarum jam. Letakkan preparat di bawah objektif. Dengan melihat dari samping, sesuaikan lensa objektif  perbesaran  rendah  pada  jarak  kira-kira  1  cm  dari  preparat.  Lihat  lagi  melalui okuler,  dan  naikkan  meja  preparat  dengan  pemutar  kasar  kemudian  gunakan  pengatur halus sampai preparat jelas terlihat.
d.      Lihat  lagi  dr.  samping,  dengan  hati-hati  putar  objektif  dg  perbesaran  yg  lebih  tinggi (misalnya  45x)  pada  kedudukannya.  Perhatikan  agar  lensa  tidak  menyingung  preparat, kamu  lihat  lagi  melalui  okuler  dan  fokuskan  preparat dengan  memutar  pemutar  halus secara perlahan ke arah berlawanan jarum jam. Sesuaikan pencahayaan.
e.       Amati preparat, apabila perlu digambar
f.       Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran rendah, naikkan tabung atau turunkan meja, setelah itu ambil preparat dari meja preparat.

Perbandingan Alphabet dengan Bayangan yang Dihasilkan
a.       Pengamatan huruf  “b”
Pembentukan huruf  “b” berubah menjadi huruf  “q”.
Bayangan yang tebentuk terbalik yaitu b → d → q.
b.      Pengamatan huruf  “d”
Pembentukan huruf  “d” berubah menjadi huruf  “p”.
Bayangan yang terbentuk terbalik yaitu d → b → p
Perubahan yang terjadi pada bayangan disebabkan oleh sifat-sifat lensa yang ada pada mikroskop. Lensa  obyektif  menerima bayangan berupa nyata, terbalik, diperbesar, kemudian diteruskan oleh lensa okuler berupa bayangan maya, tegak dan diperbesar.

Pergeseran yang Terjadi pada Bayangan
a.       Pengamatan huruf  “b”
ü  Saat preparat digeser ke kanan, bayangan bergeser ke kiri.
ü  Saat preparat digeser ke kiri, bayangan bergeser ke kanan.
ü  Saat preparat digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan.
b.      Pengamatan huruf  “d”
ü  Saat preparat digeser ke kanan, bayangan bergeser ke kiri.
ü  Saat preparat digeser ke kiri, bayangan bergeser ke kanan.
ü  Saat preparat digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan.
Dalam hal ini membuktikan bahwa pergeseran bayangan yang terjadi merupakan kebalikan dari pergeseran benda yang dipengaruhi oleh sifat dari lensa obyektif yaitu nyata, terbalik, diperbesar. 
Hasil Perhitungan
a.       Untuk luas bidang pandang huruf  “b”
1        Pergeseran ke kanan = 111 mm
                             ke kiri     = 106 mm
diameter = 111 mm – 106 mm
                          = 5 mm
Jari- jari (r) = 2,5 mm
Luas = π r2 
                    = 3,14 x (2,5)2
                    = 19,625 mm2
2        Pergeseran ke atas = 30 mm
                         ke bawah = 24 mm
diameter = 30 mm – 24 mm
                          = 6 mm
Jari-jari (r) = 3 mm
Luas = π r2 
                    = 3,14 x (3)2
                    = 28,26 mm2
b.      Untuk luas bidang pandang huruf  “d”
1        Pergeseran ke kanan = 112 mm
                        ke kiri          = 105 mm
diameter = 112 mm – 105 mm
                         = 7 mm
Jari- jari (r) = 3,5 mm
Luas = π r2 
                    = 3,14 x (3,5)2
                    = 38,465 mm2
2        Pergeseran ke atas = 25 mm
                        ke bawah = 30 mm
diameter = 30 mm – 25 mm
                         = 5 mm
Jari-jari (r) = 2,5 mm
Luas = π r2 
                    = 3,14 x (2,5)2
                    = 19,625 mm2  
Dalam hal ini luas bidang pandang merupakan luas bayangan benda yang tampak dari lensa okuler. Luas bidang pandang itu sendiri merupakan hasil perkalian dari phi (π) dan jari-jari (r) yang dikuadratkan. Sebelum memperoleh jari-jari, dicari terlebih dahulu diameternya dengan mengukur batas kanan dan batas kiri kemudian dihitung selisihnya, begitu juga dengan batas atas dan batas bawah.
VII.            PENUTUP
7.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Mikroskop memiliki bebrapa komponen, misalnya lensa obyektif dan okuler. Setiap komponen mikroskop memiliki fungsi tersendiri. Hal ini mendukung prinsip kerja mikroskop.
2.      Dalam menentukan luas bidang pandang digunakan rumus L = π r2, sebelumnya kita menentukan diameter dengan menghitung selisih baik antara batas bawah dan batas atas maupun batas kiri dan batas kanan.
3.      Bahan-bahan yang yang diamati di mikroskop harus dibuat setipis mungkin untuk mendapatkan bayangan yang detail. kemudian letakkan pada kaca benda dan ditetesi dengan air serta tutup dengan kaca penutup.
7.2  Saran 
Seharusnya sebelum melaksanakan kegiatan praktikum, praktikan mempelajari dan menyiapkan materi agar pelaksanaan praktikum tidak terhambat diakibatkan kurangnya pemahaman praktikan akan materi yang dipraktikumkan.

DAFTAR PUSTAKA
Bawono, A. R, Adi, K. U, dan Gernowo, R. A. 2014. Identifikasi Fokus Mikroskop
Digital Menggunakan Metode Otsu. Jurnal Berkala Fisika. 17. (4). 139-144
Hagins, C. A, dkk. 2008. Biology. United States of America: Glencoe Science
Kuswinanti, Tutik. 2013. Menguak Tabir Kehidupan Mikroorganisme. Bogor: IPB
Press
Munawaroh, R. I, dan Setyarsih, W. O. 2016. Identifikasi Miskopensi Siswa dan
Penyebabnya pada Materi Alat Optik Menggunakan Three-tier Multiple
Choice Diagnostic Test. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 05. (02). 79-81
Postlethwait, J. H, dan Hopson, J. L. 2006. Modern Biology. United States of
America:Harcourt Education
Prasaja, Yenny. 2012. Biologi: Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup. Jakarta:
            Salemba Teknika
Syaifudin, dan Setyoningsih, E. D. 2014. Perancangan Sistem Pencahayaan dan
Kamera pada Mikroskop Manual. Jurnal Penelitian. 9. (2). 1023



















LAMPIRAN
a.       Hasil bayangan potongan huruf  “d”
b.      Hasil bayangan potongan huruf  “b”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar