LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PENGGUNAAN MIKROSKOP
Oleh
Nama :
Riska Ayu Febrianti
NIM :
160210103070
Program
Studi :
Pendidikan Biologi
Kelompok :
2
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I.
JUDUL
PENGGUNAAN
MIKROSKOP
II.
TUJUAN
2.1
Memperkenalkan komponen-komponen
mikroskop dan cara penggunaannya.
2.2
Menentukan luas bidang pandang
mikroskop.
2.3
Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan
yang akan diamati di bawah mikroskop.
III.
DASAR
TEORI
Mikroskop merupakan alat yang
sering digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak dapat dilihat jelas oleh
mata secara langsung. Perkembangan mikroskop saat ini sudah sampai mikroskop
digital yang memudahkan pengamat mikroskop untuk melihat obyek benda cukup
dengan mengamati citra hasil dari obyek pada layar monitor. Mikroskop digital
banyak sekali manfaatnya seperti, analisis obyek yang diamati, keperluan
analisis medik dan biomedik, analisis suatu lapisan tipis, dan Quality Control
(QC) (Bawono, dkk, 2014: 139-140).
Mikroskop cahaya menggunakan cahaya
tampak untuk menyinari spesimen sel atau spesimen lainnya. Lensa kaca bersudut
membengkokkan cahaya dan memusatkannya sebagai gambar spesimen yang diperbesar.
Panjang gelombang, jarak antara puncak gelombang yang satu dengan gelombang
sebelumnya, membatasi kemampuan mikroskop cahaya. Hal ini dikarenakan struktur
yang lebih kecil dari setengah panjang gelombang cahaya terlalu kecil untuk
memotong-motong gelombang cahaya bahkan setelah sampel diberi pewarnaan (
Prasaja, 2012: 64).
Jenis mikroskop yang banyak
digunakan adalah mikroskop monokuler. Seiring dengan kemajuan IPTEK, jenis
mikroskop dan kemampuan memperbesar benda juga semakin maju. Salah satu
contohnya adalah mikroskop elektron. Mikroskop elekton memiliki perbesaran
paling tinggi mencapai 500.000 kali. Mikroskop ini menggunakan elektron
sebangai ganti cahaya pada mikroskop cahaya (Kuswinanti, 2013: 16).
Pada mikroskop, bayangan yang
dibentuk oleh lensa obyektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler pada
penggunaan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum. Panjang tabung
mikroskop juga mempengaruhi terangnya bayangan yang dihasilkan mikroskop
(Munawaroh, dkk, 2016: 81).
Cara pengamatan menggunakan
mikroskop adalah dengan menempatkan benda yang diamati (preparat) di bawah
lensa obyektif. Pengamatan benda dapat diamati melalui lensa okuler. Dalam
proses pengamatan menggunakan mikroskop, pengguna kesulitan dalam menampilkan
obyek yang diamati, pergeseran cahaya yang dilakukan dengan mengandalkan cahaya
dari luar sehingga tidak konstan atau stabil (Syaifudin, dkk, 2014: 1023).
Contoh komponen mikroskop seperti, Lensa
okuler, biasanya dapat memperbesar gambar bayangan hingga perbesaran sepuluh
kali, Revolver, biasanya digunakan untuk mengatur perbesaran bayangan benda,
Tabung mikroskop, yang menghubungkan antara lensa obyektif dan lensa okuler,
Diafragma, berfungsi mengatur jumlah cahaya untuk melihat bayangan yang terjadi
pada benda, Sumber cahaya, didapat dari pemantulan cahaya oleh cermin yang terdapat
di mikroskop atau cahaya lampu, Kaki mikroskop, berperan untuk menyangga
mikroskop (Postlethwait, dkk, 2006: 1070).
Area ketika kita melihat bayangan didalam mikroskop
disebut dengan bidang pandang. Untuk mengukur bidang pandang mikroskop, harus
menggunakan satuan micrometer. Dalam satu milimeter terdapat 1000 micrometer.
Untuk menentukan diameter terlebih dahulu harus mengetahui perbesaran dari
bayangan benda (Hagins, dkk, 2008: xxxvii).
IV.
METODE
PRAKTIKUM
4.1
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
Gelas obyek dan gelas penutup
c.
Pipet tetes
2.
Bahan
a.
Potongan kertas bertuliskan huruf “d”
atau “b”
b.
Air
4.2
Skema Kerja
V.
HASIL
PRAKTIKUM
5.1
Pengamatan potongan huruf “d” atau
“b”
Pengamatan
Huruf “d”
|
Pengamatan
Huruf “b”
|
||
d
→
|
|
b
→
|
|
Penjelasan
gambar :
a. Letak
bayangan terbalik
b. Jika
digeser ke kanan, bayangan bergeser ke kiri
c. Jika
digeser ke kiri, bayangan bergeser ke kanan
d. Jika
digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan
e. Perbesaran
bayangan 4 x 10
|
|||
5.2
Mengukur luas bidang pandang
Huruf “b”
|
Huruf “d”
|
a.
Pergeseran ke kanan = 111 mm
ke kiri = 106 mm
diameter = 111 mm – 106 mm
= 5 mm
Jari- jari (r) = 2,5 mm
Luas = π r2
=
3,14 x (2,5)2
=
19,625 mm2
b.
Pergeseran ke atas = 30 mm
ke bawah = 24 mm
diameter = 30 mm – 24 mm
= 6 mm
Jari-jari (r) = 3 mm
Luas = π r2
=
3,14 x (3)2
=
28,26 mm2
|
a.
Pergeseran ke kanan = 112 mm
ke kiri = 105 mm
diameter = 112 mm – 105 mm
= 7 mm
Jari- jari (r) = 3,5 mm
Luas = π r2
=
3,14 x (3,5)2
=
38,465 mm2
b.
Pergeseran ke atas = 25 mm
ke bawah = 30 mm
diameter = 30 mm – 25 mm
= 5 mm
Jari-jari (r) = 2,5 mm
Luas = π r2
=
3,14 x (2,5)2
=
19,625 mm2
|
VI.
PEMBAHASAN
Pengertian Mikroskop
Mikroskop merupakan
salah satu alat
yang penting pada
kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan
alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil
(mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang
organisme yang berukuran
kecil.
Komponen-Komponen
Mikroskop beserta Fungsinya
a.
Kaki
Kaki berfungsi
menopang dan memperkokoh
kedudukan mikroskop. Pada
kaki melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana
(model student).
b.
Lengan
Dengan
adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat ditegakkan atau
direbahkan. Lengan dipergunakan
juga untuk memegang mikroskop pada
saat memindah mikroskop.
c.
Cermin atau Reflektor
Cermin
mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi
untuk memantulkan sinar
dan sumber sinar.
Cermin datar digunakan
bila sumber sinar cukup terang,
dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas dan
diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah tidak
lagi dipasang cermin,
karena sudah ada
sumber cahaya yang
terpasang pada bagian bawah (kaki).
d.
Kondensor
Kondensor
tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan sinar.
e.
Diafragma
Diafragma berfungsi
mengatur banyaknya sinar
yang masuk dengan
mengatur bukaan iris. Letak
diafragma melekat pada
diafragma di bagian bawah.
Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
f.
Meja preparat
Meja
preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan dilihat. Objek
diletakkan di meja dengan dijepit dengan olehpenjepit. Dibagian tengah meja
terdapat lengan untuk
dilewat sinar. Pada
jenis mikroskop tertentu,kedudukan meja tidak
dapat dinaik atau
diturunkan. Pada beberapa
mikroskop, terutama model terbaru, meja preparat dapat
dinaik-turunkan.
g.
Tabung Mikroskop
Di bagian
atas tabung melekat
lensa okuler, dengan
perbesaran tertentu (15X, 10X,
dan 15 X).
Dibagian bawah tabung
terdapat alat yang disebut
revolver. Pada revolver tersebut
terdapat lensa objektif. Tabung mikroskop berfungsi mengatur fokus dan
menghubungkan lensa obyektif dengan lensa okuler.
h.
Lensa obyektif
Lensa objektif
bekerja dalam pembentukan
bayangan pertama. Berada dekat
dengan objek yang diamati. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan
terlihat pada bayangan akhir. Ciri
penting lensa obyektif
adalah memperbesar bayangan
obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan model
dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan
100X. Bayangan yang terbentuk dari lensa ini nyata, terbalik,
diperbesar.
i.
Lensa Okuler
Lensa
mikroskop yang terdapat di bagian ujung
atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat.
Lensa ini berfungsi
untuk memperbesar bayangan
yang dihasilkan oleh lensa
obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali. Bayangan
yang terbentuk dari lensa ini maya, tegak, diperbesar.
j.
Pengatur Kasar dan Halus
Komponen ini
letaknya pada bagian
lengan dan berfungsi
untuk mengatur kedudukan lensa
objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung
lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk
menaikturunkan tabung sekaligus lensa
onbjektif. Pada mikroskop
dengan tabung miring,
pengatur kasar dan
halus untuk menaikturunkan meja preparat.
k.
Revolver
Berfungsi
untuk mengatur perbersaran lensa obyektif dengan cara memutarnya.
Beberapa
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan
bila menggunakan mikroskop antara lain :
a.
Selalu membawa mikroskop dengan dua
tangan.
b.
Bila menggunakan preparat basah, tabung
mikroskop selalu dalam keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini
berlaku bagi mikroskop dengan posisi tabung tegak, tidak berlaku untuk
mikroskop dengan posisi tabung miring.
c.
Preparat basah harus selalu ditutup
dengan gelas penutup saat dilihat di bawah mikroskop.
d.
Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa
mikroskop termasuk cermin.
e.
Bila ada bagian mikroskop yang bekerja
kurang baik/hilang segera laporkan kepada laboran.
f.
Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa
mikroskop dari tempatnya.
g.
Setelah selesai menggunakan mikroskop,
pasang lensa objektif dengan perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke
bawah.
Prinsip Kerja Mikroskop
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek
ditempatkan diruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata,
terbalik, dan diperbesar. Lensa okuler memiliki peran seperti lup, sehingga
pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak
berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan
ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif
yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk
menemukan fokus).
Cara
Penggunaan Mikroskop
Berikut adalah cara penggunaan
mikroskop untuk mengamati benda (preparat) :
a.
Pastikan
meja preparat dalam
keadaan datar dan
lensa objektif perbesaran
rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.
b.
Melihat
melalui okuler dengan
satu mata (untuk
mikroskop monokuler) dan
dua mata (untuk mikroskop
binokuler). Sesuaikan cermin agar sinar
cukup tersedia atau nyalakan lampu
serta sesuaikan jumlah
sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang
diafragma sehingga sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu
terang atau redup).
c.
Jauhkan lensa objektif dari meja
preparat dengan memutar pengatur kasar searah jarum jam. Letakkan preparat di
bawah objektif. Dengan melihat dari samping, sesuaikan lensa objektif perbesaran
rendah pada jarak
kira-kira 1 cm
dari preparat. Lihat
lagi melalui okuler, dan
naikkan meja preparat
dengan pemutar kasar
kemudian gunakan pengatur halus sampai preparat jelas
terlihat.
d.
Lihat
lagi dr. samping,
dengan hati-hati putar
objektif dg perbesaran
yg lebih tinggi (misalnya 45x)
pada kedudukannya. Perhatikan
agar lensa tidak
menyingung preparat, kamu lihat
lagi melalui okuler
dan fokuskan preparat dengan memutar
pemutar halus secara perlahan ke
arah berlawanan jarum jam. Sesuaikan pencahayaan.
e.
Amati preparat, apabila perlu digambar
f.
Bila pengamatan telah selesai putar
revolver objektif ke perbesaran rendah, naikkan tabung atau turunkan meja,
setelah itu ambil preparat dari meja preparat.
Perbandingan
Alphabet dengan Bayangan yang Dihasilkan
a.
Pengamatan huruf “b”
Pembentukan
huruf “b” berubah menjadi huruf “q”.
Bayangan
yang tebentuk terbalik yaitu b → d → q.
b.
Pengamatan huruf “d”
Pembentukan
huruf “d” berubah menjadi huruf “p”.
Bayangan
yang terbentuk terbalik yaitu d → b → p
Perubahan yang terjadi pada
bayangan disebabkan oleh sifat-sifat lensa yang ada pada mikroskop. Lensa obyektif
menerima bayangan berupa nyata, terbalik, diperbesar, kemudian diteruskan
oleh lensa okuler berupa bayangan maya, tegak dan diperbesar.
Pergeseran yang Terjadi
pada Bayangan
a.
Pengamatan huruf “b”
ü Saat
preparat digeser ke kanan, bayangan bergeser ke kiri.
ü Saat
preparat digeser ke kiri, bayangan bergeser ke kanan.
ü Saat
preparat digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan.
b.
Pengamatan huruf “d”
ü Saat
preparat digeser ke kanan, bayangan bergeser ke kiri.
ü Saat
preparat digeser ke kiri, bayangan bergeser ke kanan.
ü Saat
preparat digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan.
Dalam hal ini membuktikan bahwa
pergeseran bayangan yang terjadi merupakan kebalikan dari pergeseran benda yang
dipengaruhi oleh sifat dari lensa obyektif yaitu nyata, terbalik,
diperbesar.
Hasil Perhitungan
a.
Untuk luas bidang pandang huruf “b”
1
Pergeseran ke kanan = 111 mm
ke kiri = 106 mm
diameter = 111
mm – 106 mm
= 5 mm
Jari- jari (r) =
2,5 mm
Luas = π r2
= 3,14 x (2,5)2
= 19,625 mm2
2
Pergeseran ke atas = 30 mm
ke bawah = 24 mm
diameter = 30 mm
– 24 mm
= 6 mm
Jari-jari (r) =
3 mm
Luas = π r2
= 3,14 x (3)2
=
28,26 mm2
b.
Untuk luas bidang pandang huruf “d”
1
Pergeseran ke kanan = 112 mm
ke kiri =
105 mm
diameter = 112
mm – 105 mm
= 7 mm
Jari-
jari (r) = 3,5 mm
Luas = π r2
= 3,14 x (3,5)2
= 38,465 mm2
2
Pergeseran ke atas = 25 mm
ke bawah = 30 mm
diameter = 30 mm
– 25 mm
= 5 mm
Jari-jari (r) =
2,5 mm
Luas = π r2
=
3,14 x (2,5)2
= 19,625 mm2
Dalam hal ini luas bidang pandang merupakan luas
bayangan benda yang tampak dari lensa okuler. Luas bidang pandang itu sendiri
merupakan hasil perkalian dari phi (π) dan jari-jari (r) yang dikuadratkan.
Sebelum memperoleh jari-jari, dicari terlebih dahulu diameternya dengan
mengukur batas kanan dan batas kiri kemudian dihitung selisihnya, begitu juga
dengan batas atas dan batas bawah.
VII.
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1.
Mikroskop memiliki bebrapa komponen,
misalnya lensa obyektif dan okuler. Setiap komponen mikroskop memiliki fungsi tersendiri.
Hal ini mendukung prinsip kerja mikroskop.
2.
Dalam menentukan luas bidang pandang
digunakan rumus L = π r2, sebelumnya kita menentukan diameter dengan
menghitung selisih baik antara batas bawah dan batas atas maupun batas kiri dan
batas kanan.
3.
Bahan-bahan yang yang diamati di
mikroskop harus dibuat setipis mungkin untuk mendapatkan bayangan yang detail.
kemudian letakkan pada kaca benda dan ditetesi dengan air serta tutup dengan
kaca penutup.
7.2
Saran
Seharusnya
sebelum melaksanakan kegiatan praktikum, praktikan mempelajari dan menyiapkan
materi agar pelaksanaan praktikum tidak terhambat diakibatkan kurangnya
pemahaman praktikan akan materi yang dipraktikumkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bawono, A. R,
Adi, K. U, dan Gernowo, R. A. 2014. Identifikasi Fokus Mikroskop
Digital
Menggunakan Metode Otsu. Jurnal Berkala
Fisika. 17. (4). 139-144
Hagins, C. A,
dkk. 2008. Biology. United States of
America: Glencoe Science
Kuswinanti,
Tutik. 2013. Menguak Tabir Kehidupan Mikroorganisme. Bogor: IPB
Press
Munawaroh, R. I,
dan Setyarsih, W. O. 2016. Identifikasi Miskopensi Siswa dan
Penyebabnya
pada Materi Alat Optik Menggunakan Three-tier Multiple
Choice Diagnostic Test. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 05. (02). 79-81
Postlethwait, J.
H, dan Hopson, J. L. 2006. Modern Biology.
United States of
America:Harcourt
Education
Prasaja, Yenny.
2012. Biologi: Kesatuan dan Keragaman
Makhluk Hidup. Jakarta:
Salemba Teknika
Syaifudin, dan
Setyoningsih, E. D. 2014. Perancangan Sistem Pencahayaan dan
Kamera pada
Mikroskop Manual. Jurnal Penelitian.
9. (2). 1023
LAMPIRAN
a. Hasil
bayangan potongan huruf “d”
b. Hasil
bayangan potongan huruf “b”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar