Sabtu, 08 April 2017

kasus gagal berpisah



MAKALAH BIOLOGI
KASUS GAGAL BERPISAH



Disusun oleh :
XII MIIA4


                                                                                           


SMA Negeri 1 Porong
Tahun Pelajaran 2015-2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karunia-Nya kami tim penyusun Makalah Pendidikan tentang “Kasus Gagal Berpisah ” yang dapat menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan .
Selanjutnya kami tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberi motivasi bagi pembaca serta dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuaan . Dan semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat untuk orang banyak .

Porong ,3 Februari 2016
Penyusun


















Daftar Isi

Halaman sampul................................................................................................1
Kata pengantar...................................................................................................2
Daftar isi............................................................................................................3
BAB I                   PENDAHULUAN
A.   Latar belakang masalah...........................................................................4
B.   Tujuan penulisan.....................................................................................4
C.   Manfaat penulisan...................................................................................4
BAB II                 TINJAUAN PUSTAKA
A.   Kajian Teori         .............................................................................................5
BAB III       ISI DAN PEMBAHASAN
A.   Gagal berpisah pada autosom..................................................................6
B.   Gagal berpisah pada gonosom................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22




































BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang
Kromosom adalah untaian material genetik yang terdapat didalam setiap sel mahkluk hidup. Setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex (kromosom 1s/d kromosom 22) dan 1 pasang kromosom sex (kromosom X dan Y) yang menentukan jenis kelamin.
Kromosom juga berfungsi untuk membawa informasi genetik yang sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan janin dan juga fungsi tubuh untuk kehidupan sehari-hari. Proses pertumbuhan ini meliputi pembentukan protein-protein tubuh, sehingga kelainan genetik atau struktur dan jumlah kromosom akan sangat mempengaruhi pembentukan protein-protein tubuh dan dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin atau bayi yang tidak normal.
Setiap orang mendapatkan 1 dari tiap pasangan kromosom dari ayahnya dan 1 dari ibunya, dengan kata lain setiap orang mendapatkan 23 kromosom dari ayah (dibawa oleh sperma) dan 23 kromosom dari ibunya (dibawa oleh sel telur), yang kemudian total menjadi 46 kromosom (23 pasang) setelah pembuahan.
Penyimpangan kromosom gangguan dalam isi kromosom sel normal, dan merupakan penyebab utama kondisi genetik pada manusia, seperti sindrom Down. Jumlah abnormal kromosom atau set kromosom, aneuploidi, bisa mematikan atau menimbulkan gangguan genetik, misalnya Sindrom klinefelter yang merupakan suatu keadaan pada individu yang mempunyai kelebihan satu kromosom, sehingga susunan kromosomnya adalah 22AA + AAY atau 47,XXY. Sindrom klinefelter terjadi pada seorang laki-laki. Penderita ini memiliki 47 kromosom, termasuk satu kromosom Y dan dua kromosom X.  Pentingnya mengetahui dan mempelajari masalah kasus gagal berpisah pada manusia, maka disusunlah makalah ini.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.    Mampu mengetahui tentang peristiwa gagal berpisah.
2.    Mampu menjelaskan tentang kasus gagal berpisah baik autosom maupun gonosom beserta persilangannya.
3.    Mampu menjelaskan ciri-ciri kasus gagal berpisah.
4.    Mampu membedakan antara kasus gagal berpisah pada autosom dan kasus gagal berpisah pada gonosom.

C.  Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1.        Sebagai referensi bagi siswa siswi dalam belajar.
2.        Untuk melengkapi kekurangan materi yang belum diketahui.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Kajian Teori
Pada saat pembentukan gamet (pembelahan meiosis), kromosom dapat mengalami gagal berpisah sehingga jumlah kromosom menjadi berubah. Kromosom dapat gagal berpisah dengan kromosom homolognya pada saat meiosis I. Selain itu, kromatid dalam satu kromosom juga dapat gagal berpisah pada saat meiosis II. Perbedaan kedua peristiwa gagal berpisah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Pautan, Pindah Silang, dan Gagal Berpisah

Gagal berpisah dapat mengakibatkan gamet atau individu yang baru lahir mempunyai kelainan jumlah kromosom. Contoh akibat gagal berpisah adalah aneuploidi dan poliploidi. Aneuploidi adalah individu yang memiliki kekurangan atau kelebihan satu kromosom dari kromosom tetuanya. 
Aneuploidi mengakibatkan perubahan fenotip pada individu, misalnya individu yang mempunyai kromosom monosomi (2n – 1) atau trisomi (2n + 1). Sedangkan, poliploidi adalah individu yang mempunyai kelipatan jumlah kromosom tetuanya. Poliploidi misalnya gamet diploid bertemu dengan gamet haploid menjadi triploid (3n), atau dua gamet diploid bersatu membentuk individu tetraploid.












BAB III
MATERI DAN PEMBAHASAN

A. KASUS GAGAL BERPISAH PADA AUTOSOM
Kasus gagal berpisah pada autosom antara lain :
1.    Sindrom Down
Sindrom down merupakan istilah medis yang ditemukan pertama kali oleh dokter Langdon Down pada tahun 1866 untuk menggambarkan gangguan mental pada anak. Sindrom down adalah gangguan genetik yang terjadi pada sekitar 1 dari 800 kelahiran hidup dengan penyebab utama gangguan kognitif. Sindrom down mulai dari ringan sampai sedang dikaitkan dengan ketidakmampuan belajar, keterlambatan perkembangan, karakteristik fitur wajah, dan otot rendah pada awal masa bayi. Banyak orang dengan sindrom down juga memiliki cacat jantung, leukemia, awal-awal penyakit Alzheimer, masalah gastrointestinal, dan masalah kesehatan lainnya. Ciri-cirinya :
a.       Kariotipe: 47 XX atau 47 XY.
b.      Mongolisme, bertelapak tebal seperti telapak kera.
c.       Mata sipit miring ke samping.
d.      Bibir tebal, lidah menjulur, air liur selalu menetes, gigi kecil-kecil dan jarang.
e.       IQ rendah (+40).

Bentuk kariotipe pada sindrom down

Contoh penderita sindrom down
KESIMPULAN :
            Down Syndrom adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan. Pada penderita down syndrom, kromosom nomor 21 tersebut berjumlah tiga (trisomi), sehingga totalnya menjadi 47 kromosom. Down Syndrom merupakan satu kerusakan atau cacat fisik bawaan yang disertai keterbelakangan mental, lidahnya tebal dan retak-retak atau terbelah, wajahnya datar ceper, dan matanya miring, abnormalitas pada muka, tubuh pendek, dagu atau mulut kecil, leher pendek, kaki dan tangan terkadang bengkok, dan kelopak mata mempunyai lipatan epikantus. Down Syndom dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan, dianataranya yaitu Pemeriksaan fisik penderita, Chorionic Villus Sampling (CVS) Chorionic Villus Sampling (CVS), pemeriksaan kromosom Ekokardiogram (ECG), Ultrasonografi (USG), Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling), dan Amniosentesis.





























2.    Sindrom Patau
Sindrom Patau, atau dikenal sebagai Trisomy 13 adalah salah satu penyakit yang melibatkan kromosom, yaitu stuktur yang membawa informasi genetik seseorang dalam gene. Sindrom ini terjadi jika pasien memiliki lebih satu kromosom pada pasangan kromosom ke-13 karena tidak terjadinya persilangan antara kromosom saat proses meiosis. Beberapa pula disebabkan oleh translokasi Robertsonian. Lebih satu kromosom pada kromosom yang ke-13 mengganggu pertumbuhan normal bayi serta menyebabkan munculnya tanda-tanda Sindrom Patau.  Seperti sindrom-sindrom lain akibat tidak terjadinya persilangan kromosom, misalnya Sindrom Down dan Sindrom Edward, risiko untuk mendapat bayi yang memiliki Sindrom Patau adalah tinggi pada ibu yang mengandung pada usia yang sudah meningkat. Ciri-cirinya :
a.       Kariotipe : 47 XX atau 47 XY, mengalami trisomi pada autosom nomor 13
b.      Polidaktili
c.       Mata kecil
d.      Mempunyai celah bibir
e.       Mengalami kelainan pada otak, jantung, ginjal, dan usus
f.       Cacat mental
g.      Tuli

Bentuk kariotipe pada sindrom patau
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKY7PrbE6ouwQN2LJI7b6b8LCDY_OzeuZEOWOTaVV2sDMtz6rj4rMFWXQv05rG4i089idbpztcrSw19lfq6wFIAL5gd1LKAviYLRE7lPGG7ZlOcVHqyZN3k4RBJHpLXL73IhyphenhyphenicxAKT34/s1600/Sindrom+Patau.gif

Contoh penderita sindrom patau
 
KESIMPULAN :
                   Sindrom Patau, atau dikenal sebagai Trisomy 13 adalah salah satu penyakit yang melibatkan kromosom, yaitu stuktur yang membawa informasi genetik seseorang dalam gene. Sindrom ini terjadi jika pasien memiliki lebih satu kromosom pada pasangan kromosom ke-13 karena tidak terjadinya persilangan antara kromosom saat proses meiosis. Lebih satu kromosom pada kromosom yang ke-13 mengganggu pertumbuhan normal bayi serta menyebabkan munculnya tanda-tanda Sindrom Patau.



























3.    Sindrom Edwards
Sindrom Edwards adalah sindrom yang terjadi karena kelebihan kromosom ke-18 (trisomi 18) ketika terjadi pembuahan.Sindrom ini biasanya terjadi sebanyak 1 dari 3.000 bayi baru lahir.Penderitanya memiliki ciri - ciri kepala kecil, telinga terletak lebih rendah, celah bibir/celah langit-langit, tidak memiliki ibu jari tangan, clubfeet, diantara jari tangan terdapat selaput, kelainan jantung & kelainan saluran kemih-kelamin.Para penderitanya jarang bertahan sampai lebih dari beberapa bulan dan keterbelakangan mental yg terjadi sangat berat. Ciri-cirinya :
a.    Kariotipe: 45 A + 18 + XX atau 45 A + 18 + XY.
b.    Sindrom ini terjadi akibat gagal berpisah pada autosom nomor 18 ketika pembentukan sel telur.
c.    Tulang tengkorak lonjong.
d.   Dada pendek dan lebar.
e.    Kedudukan telinga rendah dan tidak wajar.
f.     Mulut kecil.
g.    Mengalami keterbelakangan mental.

Bentuk kariotipe pada sindrom edward
kariotipe sindrom edwards
Contoh penderita sindrom edward
KESIMPULAN :
            Sindrom Edwards merupakan salah satu kelainan kromoson yaitu memiliki tambahan kromosom pada pasangan kromosom nomor 18 nya (trisomi), tambahan kromosom inilah yang menimbulkan masalah bagi penderita. Tambahan jumlah kromosom ini bisa terdapat di keseluruhan sel somatik tubuh, bisa juga hanya terdapat di sebagian sel saja yang disebabkan karena translokasi. Efek dari tambahan kromosom ini sangat bervariasi, tergantung pada riwayat genetik dan kesempatan serta sejauh mana tambahan kromosom ini berperan.
Trisomi 18 terjadi karena nondisjunction/gagal berpisah saat meiosis. Karena nondisjunction, sebuah gamet (sperma atau sel telur) diproduksi dengan kromosom tambahan pada kromosom ke 18, jadi gamet itu memiliki 24 kromosom (normal; 23). Saat gamet itu bergabung dengan gamet normal dari orang tua lain, embrionya memiliki 47 kromosom dengan tiga kromosom pada kromosom nomor 18.





















4.    Sindrom Cri Du Cat
Definisi Sindroma Cri Du Chat (Sindroma Tangisan Kucing, Sindroma 5p) adalah sekelompok kelainan yang terjadi akibat hilangnya kromosom nomor 5. Penamaan sindroma ini didasarkan kepada tangisan bayi yang bernada tinggi dan terdengar seperti suara seekor kucing. Tangisan ini terdengar segera setelah bayi lahir dan berlangsung selama beberapa minggu, kemudian menghilang.  Sindrom tangisan kucing disebabkan kelainan kromosom tubuh (autosomal).  Ciri-cirinya :
·         Tangisan bernada tinggi seperti suara kucing
·         Berat badan lahir yang rendah dan pertumbuhan yang lambat
·         Bayi tampak lemas
·         Kepalanya kecil (mikrosefalus)
·         Wajah asimetris dan mulutnya tidak dapat menutup rapat
·         Hidungnya lebar
·         Lehernya pendek
·         Beberapa bayi memiliki wajah yang bundar (moon face)
Bentuk kariotipe pada sindrom cri du cat
Contoh penderita sindrom cri du cat

KESIMPULAN :
            Penderita sindrom tangisan kucing memiliki kromosom nomor 5 yang mengalami delesi sebagian (5p). Lokasi delesi dibedakan menjadi terminal atau interstisial pada bagian 15p15.2-5p15.3. Delesi pada bagian 5p15.3 yang berperan pada timbulnya suara tangisan menyerupai kucing. Sementara itu, kelainan fenotipe(sifat fisik yang tampak) lainnya diakibatkan oleh delesi 5p15.2. Karena terjadi pada kromosom tubuh maka peluang kejadian pada anak laki-laki dan perempuan adalah sama.






































B.  KASUS GAGAL BERPISAH PADA GONOSOM
Kasus gagal berpisah pada gonosom antara lain :
1.      Sindrom Turner
Sindrom Turner (disebut juga sindrom Ullrich-Turner, sindrom Bonnevie-Ullrich, sindrom XO, atau monosomi X) adalah suatu kelainan genetik pada wanita karena kehilangan satu kromosom X. Ditemukan oleh H.H Turner pada tahun 1939. Wanita normal memiliki kromosom seks XX dengan jumlah total kromosom sebanyak 46, namun pada penderita sindrom Turner hanya memiliki kromosom seks XO dan total kromosom 45. Hal ini terjadi karena satu kromosom hilang saat non-disjunction atau selama gametogenesis (pembentukan gamet) atau pun pada tahap awal pembelahan zigot. Kariotipe: 45, XO (44A + X). Formula kromosom (2n-1). Ciri-cirinya :
§  Kelenjar kelamin (gonad) yang tidak berfungsi dengan baik
§  Dilahirkan tanpa ovari atau uterus
§  Bertubuh pendek
§  Kehilangan lipatan kulit di sekitar leher
§  Pembengkakan pada tangan dan kaki
§  Wajah menyerupai anak kecil
§  Dada berukuran kecil
§  Payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh
§  Puting susu terletak berjauhan
§  Tanda kelamin sekunder tidak tumbuh
§  Memiliki kemungkinan lebih besar mengalami keterbelakangan mental

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Turner

Contoh Penderita Sindrom Turner

KESIMPULAN :
            Sindrom Turner adalah suatu kondisi yang hanya mempengaruhi anak perempuandan wanita, yang disebabkan kekurangan kromosom seks. Sindrom Turner dapat menyebabkan berbagai masalah medis dan perkembangan, termasuk perawakan pendek, kegagalan untuk mulai pubertas, infertilitas, cacat jantung dan ketidakmampuan belajar tertentu.
Sindrom Turner (disebut juga sindrom Ullrich-Turner, sindrom Bonnevie-Ullrich, sindrom XO, atau monosomi X) adalah suatu kelainan genetik pada wanita karena kehilangan satu kromosom X. Wanita normal memiliki kromosom seks XX dengan jumlah total kromosom sebanyak 46, namun pada penderita sindrom Turner hanya memiliki kromosom seks XO dan total kromosom 45. Hal ini terjadi karena satu kromosom hilang atau nondisjunction saat atau selama gametogenesis (pembentukan gamet) atau pun pada tahap awal pembelahan zigot.


































2.      Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada laki-laki yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki kromosom seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya memiliki kromosom seks XXY. Ditemukan oleh Harry F. Klinefelter pada tahun 1942. Pada tahun 1970-an, para ilmuwan menyatakan bahwa kelainan klinefelter merupakan salah satu kelainan genetik yang ditemui pada manusia, yaitu 1 dari 500 hingga 1 dari 1.000 bayi laki-laki yang dilahirkan akan menderita sindrom ini. Kariotipe: 47, XXY (44A + XXY). Formula kromosom (2n+1). Ciri-cirinya :
§  Tumbuh payudara
§  Pertumbuhan rambut kurang
§  Lengan dan kaki panjang
§  Suara seperti wanita
§  Testis kecil
§  Bersifat steril (mandul)
§  Tuna mental
§  Mengalami gangguan koordinasi gerak badan
§  Otot kecil

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Klinefelter

Contoh Penderita Sindrom Klinefelter

















KESIMPULAN :
            Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada laki-laki yang diakibatkan oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki normal memiliki kromosom seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter umumnya memiliki kromosom seks XXY. Penderita sindrom klinefelter akan mengalami infertilitasdan gangguan perkembangan ciri-ciri fisik yang diantaranya berupa ginekomastia (perbesaran kelenjar susu dan berefek pada perbesaran payudara).
            Penyebabnya karena kelebihan kromosom X pada laki-laki terjadi karena terjadinya nondisjungsi meiosis (meiotic nondisjunction) kromosom seks selama terjadi gametogenesis (pembentukan gamet) pada salah satu orang tua. Nondisjungsi meiosis adalah kegagalan sepasang kromosom seks untuk memisah (disjungsi) selama proses meiosis terjadi. Akibatnya, sepasang kromosom tersebut akan diturunkan kepada sel anaknya,sehingga terjadi kelebihan kromosom seks pada anak. Sebesar 40% nondisjungsi meiosis terjadi pada ayah, dan 60% kemungkinan terjadi pada ibu. Sebagian besar penderita sindrom klinefelter memiliki kromosom XXY, namun ada pula yang memiliki kromosom XXXY, XXXXY, XXYY, dan XXXYY.


















3.      Sindrom Metafemale (Triple X)
Sindrom Triple-X adalah satu jenis variasi kromosom disebabkan oleh perwujudan 3 kromosom X (trisomi) dalam gamet. Penderita mempunyai fenotip perempuan. Sindrom Triple-X terjadi terjadi akibat abnormalitas pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Ditemukan tahun 1959. Sindrom Triple X merupakan kelainan kromosom yang tidak diturunkan, tetapi biasanya terjadi dikarenakan adanya pembentukan sel reproduktif, sperma dan ovum, yang tidak sempurna. Ketidaknormalan tersebut terjadi karena non-disjunction kromosom dalam divisi cell yang menyebebakan pertambahan seks kromosom dalam sel reproduksi. Kariotipe: 47, XXX (44A + XXX). Formula kromosom (2n+1). Ciri-cirinya :
§  Lebih tinggi dari orang normal (± 172cm)
§  Kepala kecil
§  Mongolisme
§  Terdapat lipatan kulit pada epichantal
§  Memiliki masalah dalam pemahaman
§  Lambat dalam berbicara
§  Sulit berinteraksi dengan orang lain
§  Menarik diri
§  Payudara tidak berkembang
§  Menstruasi tidak teratur dan steril
§  Mengalami gangguan mental
§  Pada umumnya tidak berumur panjang

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Metafemale

Contoh penderita Sindrom Metafemale
KESMPULAN :
            Sindrom Triple-X adalah satu jenis variasi kromosom disebabkan oleh perwujudan 3 kromosom X (trisomi) dalam gamet. Penderita mempunyai fenotip perempuan. Sindrom Triple-X terjadi terjadi akibat abnormalitas pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Perempuan dengan keadaan ini (lebih kurang 0.1% populasi perempuan) dan tidak memiliki risiko terhadap masalah kesehatan lainnya. Kariotip penderita sindrom Triple-X mempunyai 47 kromosom. Sindroma tripel X ini dalam beberapa hal dapat dibandingkan dengan lalat Drosophila betina super (XXX). Tetapi pada Drosophila, lalat demikian itu biasanya sangat abnormal dan steril atau bahkan letal.

























4.            Sindrom Jacob (Kriminal Sindrom)
Sindrom Jacobs, kariotipe 47, XYY (44A+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs. Sindrom ini terjadi karena sel telur (X) dibuahi oleh sperma YY (akibat gagal berpisah). Ditemukan oleh P.A Jacobs pada tahun 1965. Formula kromosom (2n+1). Ciri-cirinya :
§  Berperawakan tinggi
§  Bersifat anti-sosial dan agresif
§  Suka melawan hukum
§  Intelengensia relatif normal
§  Perbandingannya 1 dari 1000 laki-laki
§  Tidak subur

Bentuk Kariotipe pada Sindrom Jacob (Kriminal Sindrom)

Contoh Penderita Jacob Sindrom



KESIMPULAN :
                Sindrom Jacobs merupakan kelainan yang terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sel sperma dengan kromosom YY (akibat mengalami gagal berpisah pada kromosom seksnya) Pembuahan tersebut menghasilkan keturunan dengan 47 kromosom terdiri atas 44 autosom dan 3 kromosom seks, yaitu XYY. Laki-laki biasanya hanya memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y, digambarkan sebagai 46, XY. Pria dengan sindroma XYY memiliki 2 kromosom Y dan digambarkan kariotipenya sebagai 47, XYY.     Sindrom xyy merupakan kelainan yang terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sel sperma dengan kromosom YY. Sebuah aneuploid ( nomor abnormal ) dari kromosom seks di mana sebuah laki-laki manusia menerima sebuah y-kromosom ekstra, memberikan total 47 kromosom, yang biasanya hanya 46 kromosom.



















DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar