LAPORAN PRATIKUM FISIKA
Titik berat benda homogen
Disusun
oleh :
Kelompok
6
Anggota :
1.
Hafizh
Ilyasa (06)
2.
Mahrus
Hilmi (12)
3.
Nico
Aliffian V.P (18)
4.
Nofita
Rizki Damayanti (20)
5.
Riska
Ayu Febrianti (26)
6.
Tika
Widiarti (32)
Kelas XI-MIIA4
SMA Negeri 1 Porong
Tahun Pelajaran 2014-2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas karunia-Nya kami tim penyusun Makalah Pendidikan tentang “Laporan
Pratikum Titik Berat Benda Homogen” yang dapat menambah wawasan tentang ilmu
pengetahuan .
Selanjutnya kami tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat
memberi motivasi bagi pembaca serta dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuaan
. Dan semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat untuk orang banyak .
Porong ,23November 2014
Kelompok 6
Daftar Isi
Halaman sampul……………………………………………………………1
Kata pengantar……………………………………………………………...2
Daftar isi……………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah…………………………………………….4
B. Rumusan
masalah…………………………………………………..4
C. Tujuan
penelitian…………………………………………………...4
D. Manfaat
penelitian………………………………………………….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian
Teori………………………………………………………..5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat
dan bahan……………………………………………………...6
B. Prosedur
pelaksanaan penelitian……………………………………6
BAB IV ISI DAN PEMBAHASAN
A. Besar
kecepatan gerak parabola……………………………..……...7
B. Tinggi
maksimum gerak parabola…………………………………..8
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………10
B. Saran...……………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai
mana diketahui bahwa salah satu tujuan dari praktikum fisika ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa perihal kesetimbangan benda
tegar.Karena dalam pelaksanaan praktikum fisika dasar ini siswa dapat
dituntunun tuk dapat bekerja, mengamati dan menyimpul kan sendiri secara
langsung apa yang dilihat pada saat praktikum dilaksanakan .
Dengan
begitu siswa lebih dapat mengetahui secara luas tentang titik berat suatu benda
atau bangun seperti segitiga ,jajar genjang ,juring, dan setengah lingkaran
.Serta dapat menerapkan konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
Dan
dengan praktikum ini siswa dituntut untuk mempelajari titik berat,serta
menganalisis benda atau bangun untuk menghitung titik berat dari
pada benda itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Berapa
titik berat benda yang telah dibuat ?
2.
Berapa
titik potong benda tersebut ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Menghitung
titik berat dari suatu benda atau bangun.
2.
Mempelajari
konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Menentukan
kesetimbangan pada suatu benda atau bangun
D.
Manfaat Penelitian
1.
Mengetahui
titik berat dari suatu benda atau bangun seperti huruf H, huruf F, huruf E
2.
Mengetahui
benda apa saja yang menerapkan konsep titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mengetahui
dimana letak titik kesetimbangan suatu benda atau bangun
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Kajian Teori
∑F = 0
|
Titik Berat adalah, suatu titik kesetimbangan
suatu benda ataupun suatu bangun baik itu Panjang, maupun Luas, dan
Volume.Benda ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan sebagai suatu
titik materi disebut partikel. Gerak yang terjadi pada partikel hanyalah gerak
translasi. Gerak translasi adalah gerak yang tidak menyebabkan gerak
rotasi. Oleh karena itu satu-satunya syarat agar suatu
partikel seimbang adalah resultan gaya yang bekerja pada benda
tersebut sama dengan nol.
∑Fx =
0 (Resultan pada sumbu x)
∑Fy =
0 (Resultan pada sumbu y)
|
Jika partikel terletak pada bidang
x-y,maka suatu kesetimbangan dapat ditulis :
Ketika partikel seimbang, partikel itu
ada dalam keadaan diam (Seimbang statis) atau bergerak dengan kecepatan konstan
(Seimbang dinamis). Apabila ada 3 buah gaya yang seimbang, maka resultan 2 buah
gaya akan sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang lain. Hasil bagi
setiap besar gaya dengan sudut sinus di seberangnya pun selalu bernilai sama.
Konsep
Titik Berat
Semua benda di bumi mempunyai berat.
Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut
pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja
menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu
pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata
lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh
berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar. Benda
dengan berat w tersusun atas partikel-partikel dengan berat w1, w2, w3, ....
yang terletak pada koordinat (x1,y2,z3), (x2,y2,z2), (x3,y3,z3) dan seterusnya.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Alat dan Bahan
No.
|
Alat dan Bahan
|
Kategori
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Kertas karton
|
U
|
2
|
|
2
|
Mistar
|
1
|
1
|
|
3
|
Benang
|
U
|
1m
|
|
4
|
Gunting
|
1
|
1
|
|
5
|
Jarum pentul
|
1
|
1
|
|
6
|
Beban
|
U
|
1
|
|
7
|
Statif
|
1
|
1
|
|
8
|
Neraca
|
2
|
1
|
|
B.
Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1.
Siapkan
alat dan bahan terlebih dahulu
2.
Gantungkan
karton pada paku yang telah disiapkan
3.
Buat
lubang titik A,B, dan C pada karton
4.
Gantungkan
benang yang ada bebannya
5.
Tandai
dengan titik dan tarik garis AA1, BB1, dan CC1
6.
Titik
potong dari ketiga garis merupakan titik berat
7.
Gunting
pada salah satu garis hubung
8. Lakukan 2 sampai dengan 6 pada kedua
karton yang dipotong tadi
BAB
IV
ISI
DAN PEMBAHASAN
Dari
data yang diperoleh dapat ditentukan perhitungan persamaan titik berat dengan
menggunakan rumus :
X0 = dan Y0 =
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
Pembahasan :
A1 :
24
A2 :
8
A3 :
24
X1 :
1
X2 :4
X3 :
7
Y1 :
6
Y2 :
6
Y3 :
6
X0
=
=
=
=
= 4
Y0 =
=
=
=
= 6
Dari perhitungan menggunakan rumus diatas diperoleh Z(x0,y0) = (4,6). Jadi
titik perpotongan gambar huruf H diatas yaitu pada titik (4,6).
|
|
|
Pembahasan :
A1 :
20
A2 :
12
A3 :
4
A4 :
12
X1 :
1
X2 :
5
X3 :
3
X4 :
5
Y1 :
5
Y2 :
9
Y3 :
5
Y4 :
1
X0 =
=
=
=
= 3,1
Y0 =
=
=
=
= 5
Dari perhitungan menggunakan rumus diatas diperoleh Z(x0,y0) = (3,1, 5). Jadi titik perpotongan gambar huruf E diatas
yaitu pada titik (3,1, 5).
|
|
|
|
Pembahasan :
A1 :
24
A2 :
12
A3 :
4
X1 :
1
X2 :
4
X3 :
3
Y1 :
6
Y2 :
11
Y3 :
7
X0 =
=
=
=
= 2,1
Y0 =
=
=
=
= 7,6
Dari perhitungan menggunakan rumus diatas diperoleh Z(x0,y0) = (2,1, 7,6). Jadi titik perpotongan gambar huruf
E diatas yaitu pada titik (2,1, 7,6).
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Menentukan
titik berat benda homogen pada benda yang beraturan dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
X0 = dan Y0 =
2.
Pada
hasil pengamatan yang diperoleh diatas berat bend dapat dihitung dengan
percobaan yang dilakukan.
B. Saran
Ø
Dalam melakukan percobaan kita
harus berhati-hati dalam menggunakan alat dan teliti.
Ø
Seharusnya tiap kelompok
lebih cepat untuk menyelesaikan praktek sesuai dengan waktu yang ditentukan
oleh guru pembimbing.
Ø
Seharusnya ketua dari tiap
kelompok dapat menenagkan setiap anggotanya agar tidak rebut dan mengganggu
kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar